Praktek Upping Price Oleh Oknum Dealer

Ninja150ss – Hai mas vroh…lama tak jumpa, maaf nih warung papan triplex ini kosong melompong beberapa hari bahkan minggu kebelakang, soalnya saya ada sedikit kesibukan yang harus diutamain. Yah maklum cuma sebagai orang kecil harus banyak ubet biar kendil ora ngguling :mrgreen: . Sebenarnya hasrat ingin mencorat-coret setiap hari nya itu ada, tapi gimana lagi, waktu dan tenaga saya terbatas jadi terpaksa warung ini tidak di isi karena harus mengalah 😥


Meneruskan judul di atas bahwa praktek upping price itu sudah bukan hal yang tabu lagi, berhubung warung ini tentang motor jadi bahasannya ke motor aja yah? Saya juga tidak menyangkal akan fenomena ini, kenapa? Yah karena yang namanya jualan pasti ingin meraup untung kan? Apalagi kalau hanya dagangan tertentu yang laku, padahal dagangan lain masih banyak. Untuk mensubsidi silang tentu harus melakukan suatu strategi jualan, tapi ada juga oknum yang melakukan upping price supaya mendapatkan uang tambahan, asal…..hal tersebut tidak membuat calon pembeli keberatan, nah kalau keberatan bijimana? Tipe orang itu beda-beda mas vroh, ada yang pasrah diem aja, ada yang mau bayar asalkan dia puas, ada juga yang gak mau, terus dia komplain dan masih banyak lagi yang lain nya sesuai dengan kondisi saat tersebut 😀 .
Nah menilik dari fakta tersebut, sudah banyak calon pembeli yang melakukan komplain, caranya juga beragam, ada yang mencoba mencari dari dealer laen, ada yang menelpon call center merk tersebut, mengirim e-mail ke pihak terkait dan curhat ke blogger supaya mendapatkan jalan keluar, semua hal itu dilakukan semata-mata karena calon pembeli sangat menginginkan motor itu. Tapi (ada tapi nya nih) pasti timbul pro kontra untuk masalah upping price ini.

Yaelah bro…kalau komplain ya ke call center atau customer care aja, jangan ke yang laen, emang bisa selesai masalah ente? 

Itu sangat betul mas vroh, tapi…. berdasarkan pengalaman yang saya alami sendiri, ada pabrikan yang budeg menangani masalah seperti ini, tapi ada juga pabrikan yang respon nya baik dan membantu menyelesaikan, masih ada koq saksi nya (biar tidak dikata hoax).


Upping price ini kebanyakan dialami oleh calon pembeli yang ingin membayar tunai alias cash motor tersebut, kalau secara kredit jarang sih (lha wong dari kredit sudah ada untung tambahan) tapi ada juga lho yang ngalami sudah kredit masih di upping price (aduh babak bunyak dompet e lék).
Tidak bisa donk hanya menyalahkan calon pembeli kalau melakukan pengaduan yang dianggap tidak pada jalurnya , kalau belum komplain ke call center atau customer care sih boleh lah diledekin, lah kalau sudah? Terus gak ada penyelesaian? Gak semua calon pembeli paham yang beginian vroh…. ah itu elu aja kali yang katrok, dunia sudah modern masa kagak tau internet? Yup betul dunia memang sudah modern, karena saking modern dan maju nya tuh balesan e-mail soal komplain selalu sama dan tidak ada penyelesaian 😆 bijimana gak semakin tergerus tuh market share kalau petinggi nya gak memberikan pelayanan yang memuaskan kepada calon pembeli produknya? Rasa percaya mereka luntur karena hal yang sepele dan tidak ada perbaikan dari tahun purba, wkwkwkwk 😛 gak percaya? Silakan melakukan survey langsung 😀


Saya masih ingat betul sebelum saya mengandangkan foging pistun , butuh perjuangan yang tidak sebentar dan njlimet, lha gimana enggak masa mau beli secara cash disuruh indent 7-8 bulan waktu itu, apa gak sebentar lagi bisa lahiran tuh? 😆 Kawasaki yap Kawasaki kebanyakan pasti begitu, saya tidak bilang semuanya loh yah! Tapi begitulah kenyataannya, akhirnya waktu itu saya mendapatkan bantuan dari seorang blogger otomotif kondang dan saya mendapatkan jalan keluar yang memuaskan :mrgreen: .
Setelah kejadian yang saya alami, saya juga sempat membantu beberapa teman yang kebetulan mendapatkan masalah serupa, alhamdulillah semua merasa puas dan terselesaikan dan untuk merk Honda saya juga sempat membantu, waktu itu kalau gak salah hampir kena janji palsu oleh oknum dealer, berhubung pihak customer care nya sangat responsif sampai geger itu dealer tapi dapat diselesaikan secara kekeluargaan, merk Suzuki pun juga pernah. Semua bisa diselesaikan secara baik-baik, duduk bersama di satu meja untuk musyarawah dan tidak ada pihak yang dirugikan . Kalau merk Yamaha terus terang belum pernah, semua kejadian tersebut berada di daerah saya, seputar kota Semarang saja, hehehehe 😀


Atas kejadian-kejadian itu saya jadi sedikit mendapat pengetahuan baru, dari cara ATPM mengatur main dealer dan dealer nya, memberikan range harga, sifat-sifat marketing nya dan masih banyak lagi yang lain nya 🙂 . Asyik loh kalau dinikmati prosesnya, saya malah senang bisa mendapatkan pengalaman dan mengenal orang banyak.

Upping price adalah fenomena yang tidak akan pernah hilang jika pihak ATPM tidak memberikan peraturan yang tegas kepada pihak marketing nya, sudah tegas pun kadang juga masih ada yang kucing-kucingan, apalagi kalau produk tersebut banyak peminatnya tapi suplay terbatas. Itulah realita di lapangan mas vroh, cerita ini bukan mengada-ada tapi memang kejadian nyata. So…kalau ATPM tidak mau calon pembelinya berpaling ke merk sebelah, silakan lakukan pembenahan, tujuan ATPM kan jelas bisnis jualan produk, kalau produknya bagus, diminati oleh orang banyak tapi ujung tombak nya merusak citra ATPM, yang rugi siapa? Yang jelas bukan saya 😆


Salam foging pistun motor teknologi jadul bin ngebul tapi gak ngibul :mrgreen: 

16 Replies to “Praktek Upping Price Oleh Oknum Dealer”

  1. dikira konsumen gak bisa berpindah ke lain hati dengan mudah
    ditinggal konsumen, baru kozel-kozel ngueeeeeeeeeeenggggggg

Leave a reply to crut Cancel reply